Kamis, 31 Oktober 2013

Kanker Payudara


 
KANKER PAYUDARA

    A.    Definisi Kanker Payudara

Kanker payudara adalah tumor ganas yang menyerang jaringan payudara. Jaringan payudara tersebut terdiri dari kelenjar susu, saluran kelenjar, dan jaringan penunjang payudara. Kanker payudara menyebabkan sel dan jaringan payudara berubah bentuk menjadi abnormal dan bertambah banyak secara tidak terkendali (Mardiana, 2007).
Kanker payudara adalah sekelompok sel tidak normal pada payudara yang terus tumbuh berupa ganda. Pada akhirnya sel-sel ini menjadi bentuk bejolan di payudara. Jika benjolan kanker itu tidak dibuang atau terkontrol, sel-sel kanker bisa menyebar (metastase) pada bagian-bagian tubuh lain. Metastase bisa terjadi pada kelenjar getah bening (limfe) ketiak ataupun di atas tulang belikat. Selain itu sel-sel kanker bisa bersarang di tulang, paru-paru, hati, kulit, dan bawah kulit (Tapan, 2005).

      B.     Penyebab Kanker Payudara
          Etiologi dari kanker payudara belum diketahui secara spesifik, namun ada faktor resiko yang dapat menyebabkan terjadinya kanker payudara, yaitu:
1.        Riwayat pribadi tentang kanker payudara
2.        Anak perempuan dan saudara perempuan dari wanita dengan kanker payudara
3.        Menarke dini (kurang dari 12 tahun)
4.        Nulipara dan usia maternal lanjut saat kelahiran anak pertama (>30 tahun).
5.        Menopouse pada usia lanjut
6.        Riwayat penyakit payudara jinak
7.        Obesitas setelah menopause
8.        Kontrasepsi oral
9.        Terapi penggantian hormon estrogen atau progesterone
10.   Gaya Hidup

        C.    Tanda dan Gejala Kanker Payudara

Gejala-gejala kanker payudara antara lain, terdapat benjolan di payudara yang nyeri maupun tidak nyeri, keluar cairan dari puting, ada perlengketan dan lekukan pada kulit dan terjadinya luka yang tidak sembuh dalam waktu yang lama, rasa tidak enak dan tegang, retraksi putting, pembengkakan lokal.
 Gejala lain yang ditemukan yaitu konsistensi payudara yang keras dan padat, benjolan tersebut berbatas tegas dengan ukuran kurang dari 5 cm, biasanya dalam stadium ini belum ada penyebaran sel-sel kanker di luar payudara.
Gejala klinis kanker payudara dapat berupa:
1.         Benjolan pada payudara
Umumnya berupa benjolan yang tidak nyeri pada payudara. Benjolan itu mula-mula kecil, semakin lama akan semakin besar, lalu melekat pada kulit atau menimbulkan perubahan pada kulit payudara atau pada puting susu. Benjolan tersebut berisi massa utuh (kenyal). Biasanya pada kuadran atas dan bagian dalam, di bawah lengan, bentuknya tidak beraturan dan terfiksasi (tidak dapat digerakkan). Nyeri pada daerah massa, adanya lekukan ke dalam/dimping, tarikan dan retraksi pada area mammae.
2.         Erosi atau eksema puting susu
Kulit atau puting susu tadi menjadi tertarik ke dalam (retraksi), berwarna merah muda atau kecoklat-coklatan sampai menjadi oedema hingga kulit kelihatan seperti kulit jeruk (peau d'orange), mengkerut, pengelupasan papilla mammae atau timbul borok (ulkus) pada payudara. Borok itu semakin lama akan semakin besar dan mendalam sehingga dapat menghancurkan seluruh payudara, sering berbau busuk, dan mudah berdarah.
3.         Pendarahan pada puting susu.
Rasa sakit atau nyeri pada umumnya baru timbul apabila tumor sudah besar, sudah timbul borok, atau bila sudah muncul metastase ke tulang-tulang. Kemudian timbul pembesaran kelenjar getah bening di ketiak, bengkak (edema) pada lengan, dan penyebaran kanker ke seluruh tubuh.


Kanker payudara lanjut sangat mudah dikenali dengan mengetahui criteria operbilitas Heagensen sebagai berikut:
a.         Terdapat edema luas pada kulit payudara (lebih 1/3 luas kulit payudara)
b.        Adanya nodul satelit pada kulit payudara
c.         Kanker payudara jenis mastitis karsinimatosa
d.        Terdapat model parasternal
e.         Terdapat nodul supraklavikula
f.         Adanya edema lengan
g.        Adanya metastase jauh
h.        Serta terdapat dua dari tanda-tanda locally advanced, yaitu ulserasi kulit, edema kulit, kulit terfiksasi pada dinding toraks, kelenjar getah bening aksila berdiameter lebih 2,5 cm, dan kelenjar getah bening aksila melekat satu sama lain.
4.         Keluarnya cairan (Nipple discharge)
Nipple discharge adalah keluarnya cairan dari puting susu secara spontan dan tidak normal. Cairan yang keluar disebut normal apabila terjadi pada wanita yang hamil, menyusui dan pemakai pil kontrasepsi. Seorang wanita harus waspada apabila dari puting susu keluar cairan berdarah cairan encer dengan warna merah atau coklat, keluar sendiri tanpa harus memijit puting susu, berlangsung terus menerus, hanya pada satu payudara (unilateral), dan cairan selain air susu.

      D.    Cara Pemerikasaan

Setiap wanita seharusnya memeriksakan payudaranya setiap bulan. Waktu yang terbaik untuk melakukan pemeriksaan adalah seminggu setelah mendapat haid, karena sebelum haid banyak wanita berpayudara lembut atau bergumpal. Pemeriksaan payudara bulanan ini sebaiknya dilakukan pada saat mencapai usia 25 tahun, karena resiko kanker payudara meningkat dengan bertambahnya usia. Untuk yang telah monopause, pemeriksaan payudara dapat dilakukan sesuai keinginan tetapi rutin setiap bulan pada tanggal yang sama. Prosedur 3 langkah berikut dapat menyelamatkan jiwa anda karena dengan prosedur ini, kanker payudara dapat dideteksi secara dini, pada saat masih dapat disembuhkan. Cara-cara melakukan pemeriksaan payudara sendiri :
   1.      Ketika mandi
Periksa payudara sewaktu anda mandi. Tangan dapat lebih mudah bergerak pada kulit yang basah. Mulailah dengan melakukan pemijatan dibawah ketiak & berputar (kearah dalam) dengan menggerakan ujung jari- jari anda. Lakukan pemijatan ini pada kedua payudara.
   2.      Didepan cermin
Periksa payudara anda dengan kedua lengan diangkat keatas.Perhatikan: Perubahan ukuran, bentuk, adanya cekungan, tertariknya atau perbedaan putting payudara. Lakukanlah beberapa tekanan seputar payudara yang dimulai dari bagian bawah. Hal ini untuk mengtahui apakah putting mengeluarkan cairan atau tidak (kecuali air susu bagi mereka yang menyusui).
3.      Berbaring
Berbaring & letakan sebuah bantal kecil dibawah pundak kanan (Untuk memeriksa payudara kiri). Letakan tangan kanan dibawah kepala. Cara pemeriksaan sama dengan pada saat mandi. Lakukan hal yang sama untuk pemeriksaan payudara kanan. Apabila terdapat benjolan, hal ini perlu dipastikan bahwa menderita kanker payudara. Namun benjolan tersebut bisa terjadi karena berbagai sebab selain kanker. Pembengkakan, radang, penyumbatan saluran susu & pembuluh darah, atau beberapa tumor jinak dapat pula menyebabkan benjolan pada payudara.

      E.     Cara Pencegahan

Beberapa cara pencegahan kanker payudara:
1.      Berolahraga
Berjalan kaki 30 menit, lima kali seminggu dapat menurunkan risiko kanker payudara hingga 18 persen menurut studi lain yang melibatkan 74 ribu wanita berumur 50 sampai 79 tahun.
2.      Menhindari makan berlemak

3.      Menjaga berat badan
Semakin banyak kenaikan berat badan sejak wanita berumur 18 tahun, semakin besar risiko mengidap kanker payudara di masa menopause. Mereka yang bertambah berat badan sampai 30 kilogram meningkatkan risikonya dua kali lipat. Kelebihan berat badan tampaknya meningkatkan estrogen, yang mendukung pembentukan kanker. American Cancer Society pernah melakukan studi yang melibatkan 62 ribu wanita. Para peneliti menemukan bahwa semakin banyak kenaikan berat badan sejak wanita berumur 18 tahun, semakin besar risiko mengidap kanker payudara di masa menopause. Mereka yang bertambah berat badan sampai 30 kilogram meningkatkan risikonya dua kali lipat. Kelebihan berat badan tampaknya meningkatkan estrogen, yang mendukung pembentukan kanker.
4.      Banyak mengkonsumsi sayuran dan buah-buahan
Pigmen karotenoid yang terdapat pada buah dan sayuran dipercaya melindungi kanker payudara. Para peneliti Universitas New York membandingkan sampel darah 270 wanita penderita kanker payudara dengan sampel darah 270 wanita sehat. Wanita yang memiliki karotenoid terendah memiliki risiko dua kali lebih tinggi terkena kanker payudara dibandingkan yang berkarotenoid tertinggi.
5.      Banyak mengkonsumsi kedelai
Kedelai mengandung fitoestrogen yang mencegah kanker payudara dengan membatasi efek karsinogenik dari estrogen. Meminum segelas susu kedelai atau tiga potong tahu/tempe setiap hari dapat melindungi dari kanker payudara.
6.      Menyusui
Menyusui tidak hanya bermanfaat bagi bayi, tetapi juga bagi ibunya karena menekan kadar estrogen. Para peneliti membandingkan angka melahirkan dan pola menyusui wanita yang hidup di negara maju dan negara berkembang. Mereka mendapati bahwa wanita di negara maju dapat mengurangi risiko kanker payudara hingga setengahnya bila memiliki anak lebih banyak dan menyusui mereka seperti para wanita di negara berkembang (rata-rata 30 bulan per kelahiran).
7.      Tidak merokok
      merokok dapat meningkatkan resiko kanker payudara. hal ini dikarenakan kandungan bahan kimia dalam rokok dapat memicu pertumbuhan sel yang tidak normal.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar