KANKER
PAYUDARA
A.
Definisi
Kanker Payudara
Kanker payudara
adalah tumor ganas yang menyerang jaringan payudara. Jaringan payudara tersebut
terdiri dari kelenjar susu, saluran kelenjar, dan jaringan penunjang payudara.
Kanker payudara menyebabkan sel dan jaringan payudara berubah bentuk menjadi
abnormal dan bertambah banyak secara tidak terkendali (Mardiana, 2007).
Kanker payudara
adalah sekelompok sel tidak normal pada payudara yang terus tumbuh berupa
ganda. Pada akhirnya sel-sel ini menjadi bentuk bejolan di payudara. Jika
benjolan kanker itu tidak dibuang atau terkontrol, sel-sel kanker bisa menyebar
(metastase) pada bagian-bagian tubuh lain. Metastase bisa terjadi pada kelenjar
getah bening (limfe) ketiak ataupun di atas tulang belikat. Selain itu sel-sel
kanker bisa bersarang di tulang, paru-paru, hati, kulit, dan bawah kulit (Tapan,
2005).
B.
Penyebab
Kanker Payudara
Etiologi dari kanker payudara belum
diketahui secara spesifik, namun ada faktor resiko yang dapat menyebabkan
terjadinya kanker payudara, yaitu:
1.
Riwayat pribadi tentang kanker payudara
2.
Anak perempuan dan saudara perempuan
dari wanita dengan kanker payudara
3.
Menarke dini (kurang dari 12 tahun)
4.
Nulipara dan usia maternal lanjut saat
kelahiran anak pertama (>30 tahun).
5.
Menopouse pada usia lanjut
6.
Riwayat penyakit payudara jinak
7.
Obesitas setelah menopause
8.
Kontrasepsi oral
9.
Terapi penggantian hormon estrogen atau
progesterone
10. Gaya Hidup
C.
Tanda
dan Gejala Kanker Payudara
Gejala-gejala
kanker payudara antara lain, terdapat benjolan di payudara yang nyeri maupun
tidak nyeri, keluar cairan dari puting, ada perlengketan dan lekukan pada kulit
dan terjadinya luka yang tidak sembuh dalam waktu yang lama, rasa tidak enak
dan tegang, retraksi putting, pembengkakan lokal.
Gejala lain yang ditemukan yaitu konsistensi
payudara yang keras dan padat, benjolan tersebut berbatas tegas dengan ukuran
kurang dari 5 cm, biasanya dalam stadium ini belum ada penyebaran sel-sel
kanker di luar payudara.
Gejala
klinis kanker payudara dapat berupa:
1.
Benjolan
pada payudara
Umumnya
berupa benjolan yang tidak nyeri pada payudara. Benjolan itu mula-mula kecil,
semakin lama akan semakin besar, lalu melekat pada kulit atau menimbulkan
perubahan pada kulit payudara atau pada puting susu. Benjolan tersebut berisi
massa utuh (kenyal). Biasanya pada kuadran atas dan bagian dalam, di bawah
lengan, bentuknya tidak beraturan dan terfiksasi (tidak dapat digerakkan).
Nyeri pada daerah massa, adanya lekukan ke dalam/dimping, tarikan dan retraksi
pada area mammae.
2.
Erosi
atau eksema puting susu
Kulit atau puting susu tadi menjadi
tertarik ke dalam (retraksi), berwarna merah muda atau kecoklat-coklatan sampai
menjadi oedema hingga kulit kelihatan seperti kulit jeruk (peau d'orange),
mengkerut, pengelupasan papilla mammae atau timbul borok (ulkus) pada payudara.
Borok itu semakin lama akan semakin besar dan mendalam sehingga dapat
menghancurkan seluruh payudara, sering berbau busuk, dan mudah berdarah.
3.
Pendarahan
pada puting susu.
Rasa sakit atau nyeri pada umumnya
baru timbul apabila tumor sudah besar, sudah timbul borok, atau bila sudah
muncul metastase ke tulang-tulang. Kemudian timbul pembesaran kelenjar getah
bening di ketiak, bengkak (edema) pada lengan, dan penyebaran kanker ke seluruh
tubuh.
Kanker
payudara lanjut sangat mudah dikenali dengan mengetahui criteria operbilitas
Heagensen sebagai berikut:
a.
Terdapat
edema luas pada kulit payudara (lebih 1/3 luas kulit payudara)
b.
Adanya
nodul satelit pada kulit payudara
c.
Kanker
payudara jenis mastitis karsinimatosa
d.
Terdapat
model parasternal
e.
Terdapat
nodul supraklavikula
f.
Adanya
edema lengan
g.
Adanya
metastase jauh
h.
Serta
terdapat dua dari tanda-tanda locally advanced, yaitu ulserasi kulit, edema
kulit, kulit terfiksasi pada dinding toraks, kelenjar getah bening aksila
berdiameter lebih 2,5 cm, dan kelenjar getah bening aksila melekat satu sama
lain.
4.
Keluarnya
cairan (Nipple discharge)
Nipple
discharge adalah keluarnya cairan dari puting susu secara spontan dan tidak
normal. Cairan yang keluar disebut normal apabila terjadi pada wanita yang
hamil, menyusui dan pemakai pil kontrasepsi. Seorang wanita harus waspada
apabila dari puting susu keluar cairan berdarah cairan encer dengan warna merah
atau coklat, keluar sendiri tanpa harus memijit puting susu, berlangsung terus
menerus, hanya pada satu payudara (unilateral), dan cairan selain air susu.
D. Cara Pemerikasaan
Setiap wanita seharusnya memeriksakan payudaranya setiap
bulan. Waktu
yang terbaik
untuk melakukan pemeriksaan adalah seminggu setelah mendapat haid,
karena sebelum haid banyak wanita berpayudara lembut atau bergumpal.
Pemeriksaan payudara bulanan ini sebaiknya dilakukan pada saat mencapai usia 25
tahun, karena resiko
kanker payudara meningkat dengan bertambahnya usia. Untuk yang telah monopause,
pemeriksaan payudara dapat dilakukan sesuai keinginan tetapi rutin setiap bulan
pada tanggal yang sama. Prosedur 3 langkah berikut dapat menyelamatkan jiwa
anda karena dengan prosedur ini, kanker payudara dapat dideteksi secara dini,
pada saat masih dapat disembuhkan. Cara-cara melakukan pemeriksaan payudara
sendiri :
1.
Ketika mandi
Periksa payudara sewaktu anda mandi.
Tangan dapat lebih mudah bergerak pada kulit yang basah. Mulailah dengan
melakukan pemijatan dibawah ketiak & berputar (kearah dalam) dengan
menggerakan ujung jari- jari anda. Lakukan pemijatan ini pada kedua payudara.
2. Didepan cermin
Periksa payudara anda dengan kedua
lengan diangkat keatas.Perhatikan: Perubahan ukuran, bentuk, adanya cekungan,
tertariknya atau perbedaan putting payudara. Lakukanlah
beberapa tekanan seputar payudara yang dimulai dari bagian bawah. Hal ini
untuk mengtahui apakah putting mengeluarkan cairan atau tidak (kecuali
air susu bagi mereka yang menyusui).
3.
Berbaring
Berbaring & letakan sebuah bantal
kecil dibawah pundak kanan (Untuk memeriksa payudara kiri). Letakan tangan kanan dibawah
kepala.
Cara
pemeriksaan sama dengan pada saat mandi. Lakukan hal yang sama untuk
pemeriksaan payudara kanan. Apabila
terdapat benjolan, hal ini perlu dipastikan bahwa menderita kanker payudara. Namun benjolan tersebut bisa terjadi karena
berbagai sebab selain kanker. Pembengkakan, radang, penyumbatan saluran susu
& pembuluh darah, atau beberapa tumor jinak dapat pula menyebabkan benjolan
pada payudara.
E. Cara Pencegahan
Beberapa cara pencegahan kanker
payudara:
1.
Berolahraga
Berjalan kaki 30 menit, lima kali seminggu
dapat menurunkan risiko kanker payudara hingga 18 persen menurut studi lain
yang melibatkan 74 ribu wanita berumur 50 sampai 79 tahun.
2.
Menhindari
makan berlemak
3.
Menjaga berat badan
Semakin banyak kenaikan berat badan
sejak wanita berumur 18 tahun, semakin besar risiko mengidap kanker payudara di
masa menopause. Mereka yang bertambah berat badan sampai 30 kilogram
meningkatkan risikonya dua kali lipat. Kelebihan berat badan tampaknya
meningkatkan estrogen, yang mendukung pembentukan kanker. American Cancer
Society pernah melakukan studi yang melibatkan 62 ribu wanita. Para peneliti
menemukan bahwa semakin banyak kenaikan berat badan sejak wanita berumur 18
tahun, semakin besar risiko mengidap kanker payudara di masa menopause. Mereka
yang bertambah berat badan sampai 30 kilogram meningkatkan risikonya dua kali
lipat. Kelebihan berat badan tampaknya meningkatkan estrogen, yang mendukung
pembentukan kanker.
4.
Banyak mengkonsumsi sayuran dan
buah-buahan
Pigmen karotenoid yang terdapat pada
buah dan sayuran dipercaya melindungi kanker payudara. Para peneliti
Universitas New York membandingkan sampel darah 270 wanita penderita kanker
payudara dengan sampel darah 270 wanita sehat. Wanita yang memiliki karotenoid
terendah memiliki risiko dua kali lebih tinggi terkena kanker payudara
dibandingkan yang berkarotenoid tertinggi.
5.
Banyak mengkonsumsi kedelai
Kedelai mengandung fitoestrogen yang
mencegah kanker payudara dengan membatasi efek karsinogenik dari estrogen.
Meminum segelas susu kedelai atau tiga potong tahu/tempe setiap hari dapat
melindungi dari kanker payudara.
6.
Menyusui
Menyusui tidak hanya
bermanfaat bagi bayi, tetapi juga bagi ibunya karena menekan kadar estrogen.
Para peneliti membandingkan angka melahirkan dan pola menyusui wanita yang
hidup di negara maju dan negara berkembang. Mereka mendapati bahwa wanita di
negara maju dapat mengurangi risiko kanker payudara hingga setengahnya bila
memiliki anak lebih banyak dan menyusui mereka seperti para wanita di negara
berkembang (rata-rata 30 bulan per kelahiran).
7.
Tidak merokok
merokok dapat meningkatkan resiko kanker payudara. hal ini dikarenakan kandungan bahan kimia dalam rokok dapat memicu pertumbuhan sel yang tidak normal.