Senin, 23 Desember 2013

Ulkus Kornea




 ULKUS KORNEA


A.    Definisi Ulkus Kornea
Keratitis ulseratif yang lebih dikenal sebagai ulserasi kornea yaitu terdapatnya destruksi (kerusakan) pada bagian epitel kornea .Ulkus kornea merupakan hilangnya sebagian permukaan kornea akibat kematian jaringan kornea yang disebabkan oleh adanya kolagenase yang dibentuk oleh sel epitel baru dan sel radang, serta ditandai dengan adanya infiltrat supuratif disertai defek kornea bergaung, dan diskontinuitas jaringan kornea yang dapat terjadi dari epitel sampai stroma. Nekrosa pada jaringan kornea akibat trauma / radang dapat dipermukaan atau menyusup ke jaringan yang lebih dalam. (Darling, H Vera, 1995:112)

B.     Klasifikasi Ulkus Kornea
Ulkus kornea dibagi dalam bentuk :
1.    Ulkus kornea sentral meliputi:
a.     Ulkus kornea oleh bakteri
Bakteri yang ditemukan pada hasil kultur ulkus dari kornea yang tidak ada faktor pencetusnya (kornea yang sebelumnya betul-betul sehat) adalah :Streptococcus pneumonia, Streptococcus alfa hemolitik, Pseudomonas aeroginosa, Klebaiella Pneuumonia, Spesies Moraksella.
Sedangkan dari ulkus kornea yang ada faktor pencetusnya adalah bakteri patogen opportunistik yang biasa ditemukan di kelopak mata, kulit, periokular, sakus konjungtiva, atau rongga hidung yang pada keadaan sistem barier kornea normal tidak menimbulkan infeksi. Bakteri pada kelompok ini adalah Stafilococcus epidermidis, Streptococcus beta hemolitik, Proteus.
b.    Ulkus kornea oleh virus
Ulkus kornea oleh virus  biasanya disebabkna oleh virus Herpes simpleks dan Herpes Zoster.
c.     Ulkus kornea oleh jamur
d.    Ulkus kornea Achantamoeba


2.    Ulkus kornea perifer, meliputi:
a.         Ulkus Marginal
Ulkus marginal adalah peradangan kornea bagian perifer dapat berbentuk bulat atau dapat juga rektangular (segiempat) dapat satu atau banyak dan terdapat daerah kornea yang sehat dengan limbus. Ulkus marginal dapat ditemukan pada orang tua dan sering dihubungkan dengan penyakit rematik atau debilitas. Dapat juga terjadi bersama-sama dengan radang konjungtiva yang disebabkan oleh Moraxella, basil Koch Weeks dan Proteus Vulgaris.
b.         Ulkus cincin
Merupakan ulkus kornea perifer yang dapat mengenai seluruh lingkaran kornea, bersifat destruktif dan biasaya mengenai satu mata. Penyebabnya adalah reaksi alergi dan ditemukan bersama-sama penyakit disentri basile,  influenza berat dan penyakit imunologik. Penyakit ini bersifat rekuren.
c.          Ulkus Mooren
Merupakan ulkus kronik yang biasanya mulai dari bagian perifer kornea berjalan progresif ke arah sentral tanpa adaya kecenderungan untuk perforasi.Gambaran khasnya yaitu terdapat tepi tukak bergaung dengan bagian sentral tanpa adanya kelainan dalam waktu yang agak lama.Tukak ini berhenti jika seluuh permukaan kornea terkena. (Sidarta,Ilyas, 1998 : 157)

C.    Etiologi
Penyebab dari ulkus kornea dapat dibedakan menjadi 2 yaitu
1.      Infeksi
a.    Bakteri :  kuman yang murni dapat menyebabkan ulkus kornea adalah Streptokok pneumoniae, sedangkan bakteri lain menimbulkan ulkus kornea melalui faktor-faktor pencetus diatas.
b.    Virus : Herpes Simplek, Zooster, Vaksinia, Variola
c.    Jamur : golongan kandida, fusarium, aspergilus, sefalosporium.
2.      Non Infeksi
a.    Faktor Internal
·      Kelainan pada bulu mata (trikiasis) dan sistem air mata (insufisiensi air mata, sumbatan saluran lakrimal).
·      Kelainan-kelainan kornea yang disebabkan oleh : oedema kornea kronik, exposure-keratitis (pada lagophtalmus, bius umum, koma), keratitis karena defisiensi vitamin A, keratitis neuroparalitik, keratitis superfisialis virus.
b.    Faktor Ekternal
·     Luka pada kornea (erosi kornea) karena trauma, penggunaan lensa kontak, luka bakar pada daerah muka.
·     Kelainan-kelainan sistemik; malnutrisi, alkoholisme, sindrom Stevens-Jhonson, sindrom defisiensi imun, obat-obatan yang menurunkan mekaniseme imun, misalnya : kortikosteroid, IUD, anestesi lokal dan golongan imunosupresif.
c.    Reaksi Hipersensitivitas
·      Granulomatosa wagener
·      Rheumathoid arthritis

(Sidarta, Ilyas, 1998 : 59)

D.    Manifestasi Klinis
            Gejala klinis pada ulkus kornea secara umum menurut (Darling, H Vera (1995)) dapat berupa:
1. Gejala subjektif
a.         Merasa ada benda asing di mata
b.         Pandangan kabur
c.         Silau
d.        Fotophobia
e.         Nyeri
Infiltat yang steril dapat menimbulkan sedikit nyeri, jika ulkus terdapat pada perifer kornea dan tidak disertai dengan robekan lapisan epitel kornea.
2. Gejala objektif
a.          Injeksi silier
b.         Hilangnya sebagian kornea dan adanya infiltrate
c.          Hipopion
d.         Eritema pada kelopak mata dan konjungtiva.
e.          Sekret mukopurulen
f.          Mata Berair
g.         Bintik-bintik pada kornea sesuai lokasi ulkus.
                          
E.     Patofisiologi

Kornea merupakan bagian anterior dari mata, yang harus dilalui cahaya, dalam perjalanan pembentukan bayangan di retina, karena jernih, sebab susunan sel dan seratnya tertentu dan tidak ada pembuluh darah. Biasan cahaya terutama terjadi di permukaan anterior dari kornea.Perubahan dalam bentuk dan kejernihan kornea, segera mengganggu pembentukan bayangan yang baik di retina. Oleh karenanya kelainan sekecil apapun di kornea, dapat menimbulkan gangguan penglihatan yang hebat terutama bila letaknya di daerah pupil.
Kornea merupakan jaringan avaskuler, sehingga pertahanan pada waktu peradangan tidak segera datang, seperti pada jaringan lain yang mengandung banyak vaskularisasi, untuk itu badan kornea, wandering cell dan sel-sel lain yang terdapat dalam stroma kornea, segera bekerja sebagai makrofag, baru kemudian disusul dengan dilatasi pembuluh darah yang terdapat dilimbus dan tampak sebagai injeksi perikornea.
Koloni bakteri patologi pada lapisan kornea bersifat antigen dan akan melepaskan enzim dan toksin. Hal ini akan mengaktifkan reaksi antigen antibodi yang mengawali proses inflamasi. Sel-sel PMN pada kornea akan membentuk infiltrat. PMN berfungsi memfagosit bakteri. Lapisan kolagen stroma dihancurkan oleh bakteri dan enzim leukosit dan proses degradasi berlanjut meliputi nekrosis dan penipisan. Karena penipisan lapisan ini, dapat terjadi perforasi menyebabkan endoftalmitis. Bila kornea telah sembuh, dapat timbul jaringan sikatrik yang menyebabkan penurunan tajam penglihatan.Terbentuknya ulkus pada kornea mungkin banyak ditentukan oleh adanya kolagenase yang dibentuk oleh sel epitel baru dan sel radang.  
Kornea juga mempunyai banyak serabut saraf maka kebanyakan lesi pada kornea baik superfisial maupun profunda dapat menimbulkan rasa sakit dan fotofobia. Rasa sakit juga diperberat dengan adanaya gesekan palpebra (terutama palbebra superior) pada kornea dan menetap sampai sembuh.Kontraksi bersifat progresif, regresi iris, yang meradang dapat menimbulkan fotofobia, sedangkan iritasi yang terjadi pada ujung saraf kornea merupakan fenomena reflek yang berhubungan dengan timbulnya dilatasi pada pembuluh iris. (Sidarta, Ilyas, 1998 : 60)

F.     Pathways Ulkus Kornea




 
                                                  


G.    Komplikasi

Komplikasi yang paling sering timbul berupa:
1.        Kebutaan parsial atau komplit dalam waktu sangat singkat
2.        Kornea perforasi dapat berlanjut menjadi endoptalmitis dan panopthalmitis
3.        Prolaps iris
4.        Sikatrik kornea
5.        Katarak
6.        Glaukoma sekunder

(Sidarta, Ilyas, 1998 :63)

H.    Pemeriksaan Penunjang

Pemeriksaan penunjang yang dapat dilakukan pada kasus ulkus kornea adalah sebagai berikut:
1.        Kartu mata/ snellen telebinokuler (tes ketajaman penglihatan dan sentral penglihatan )
2.        Pengukuran tonografi : mengkaji TIO, normal 15 - 20 mmHg
3.        Pemeriksaan oftalmoskopi
4.        Pemeriksaan Darah lengkap, LED
5.        Pemeriksaan EKG
6.        Tes toleransi glukosa

(Doenges, Marilyn E, 2000)

I.       Penatalaksanaan
                        Ulkus kornea adalah keadan darurat yang harus segera ditangani oleh spesialis mata agar tidak terjadi cedera yang lebih parah pada kornea.Pengobatan pada ulkus kornea tergantung penyebabnya, diberikan obat tetes mata yang mengandung antibiotik, anti virus, anti jamur, sikloplegik dan mengurangi reaksi peradangan dengann steroid.

1.        Penatalaksanaan ulkus kornea di rumah
a.    Jika memakai lensa kontak, secepatnya untuk melepaskannya
b.    Jangan memegang atau menggosok-gosok mata yang meradang
c.    Mencegah penyebaran infeksi dengan mencuci tangan sesering mungkin dan mengeringkannya dengan handuk atau kain yang bersih
d.   Berikan analgetik jika nyeri

2.              Penatalaksanaan medis
a.    Pengobatan konstitusi
Oleh karena ulkus biasannya timbul pada orang dengan keadaan umum yang kurang dari normal, maka keadaan umumnya harus diperbaiki dengan makanan yang bergizi, udara yang baik, lingkungan yang sehat, pemberian roboransia yang mengandung vitamin A, vitamin B kompleks dan vitamin C. Pada ulkus-ulkus yang disebabkan kuman yang virulen, yang tidak sembuh dengan pengobatan biasa, dapat diberikan vaksin tifoid 0,1 cc atau 10 cc susu steril yang disuntikkan intravena sehingga suhu badan akan naik, tetapi jangan sampai melebihi 39,5°C.

b.    Pengobatan lokal
Benda asing dan bahan yang merangsang harus segera dihilangkan.Lesi kornea sekecil apapun harus diperhatikan dan diobati sebaik-baiknya.Konjungtuvitis, dakriosistitis harus diobati dengan baik. Infeksi lokal pada hidung, telinga, tenggorok, gigi atau tempat lain harus segera dihilangkan. Infeksi pada mata harus diberikan Sulfas atropine, Skopolamin sebagai midriatika, analgetik, antibiotic,anti jamur, anti Viral: IDU, ARA-A, PAA, interferon inducer.
Untuk menghindari penjalaran ulkus dapat dilakukan :
1)   Kauterisasi
2)   Pengerokan epitel yang sakit
3)   Keratoplasti

c.    Tindakan bedah meliputi
1)   Keratektomi superficial tanpa membuat perlukaan pada membrane Bowman.
2)   Tissue adhesive atau graft amnion multilayer
3)   Flap konjungtiva
4)   Patch graft dengan flap konjungtiva
5)   Keratoplasti tembus
6)   Fascia lata graft

(Winarto, Sutedja SS, 2001)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar